Contoh Hasil Perancangan Pelatihan

Saat kuliah di Fapsi Unpad, saya pernah mengikuti Mata Kuliah Perancangan Program Pelatihan. Apa yang saya pelajari di sana tidak jauh berbeda dari course Basic Instructional Design dari Ruangguru, kecuali bagian membuat storyboard. Namun kelebihan di mata kuliah ini tentu saya bisa bertanya dan bimbingan dengan dosen yang memang ahli dalam bidang perancangan pelatihan. Selain itu, hal-hal yang berkenaan dengan dasar-dasar psikologi juga lebih ditekankan, seperti karakteristik perkembangan manusia, psikologi pendidikan, dan lain-lain.

Di akhir mata kuliah ini, saya diberi tugas untuk merancang sebuah pelatihan dari awal sampai akhir sebagai UAS. Semoga tugas tersebut dapat bermanfaat menjadi contoh perancangan program pelatihan.

Selain itu, saya juga pernah menjadi Koordinator Divisi Karya Tulis Ilmiah di Scientific Gateway (sebuah kelompok kegiatan mahasiswa di Fapsi Unpad yang berfokus pada lomba-lomba akademik) tahun 2020. Saat itu saya juga menyusun kurikulum singkat mengenai pelatihan kepenulisan ilmiah bagi para anggota divisi. Saat menyusunnya, saya menggunakan template pengembangan silabus kependidikan. Silakan lihat di bawah ini.

Perbedaan Instructional Design dan Perancangan Pelatihan

Perancangan pelatihan agaknya lebih dikenal daripada Instructional Design. Pada umumnya perancangan pelatihan selalu ada di setiap organisasi apalagi organisasi mahasiswa seperti BEM dan himpunan. Biasanya ada biro atau divisi khusus yang menangani training dan pengembangan organisasi. Tentu untuk membuat training diperlukan perancangan pelatihan.

Di sisi lain, Instructional Design belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Penjelasan tentang Instructional Design bisa dibaca di post lain yang ada di blog ini. Secara umum, Instructional Design melibatkan proses yang tidak berbeda jauh dari perancangan pelatihan. Memang batas antara keduanya cukup tipis. Secara garis besar, tahap-tahap yang dilakukan sama. Dimulai dari analisis kebutuhan pembelajaran atau pelatihan, analisis audiens, penyusunan silabus, penyusunan learning content, pembuatan learning material, hingga eksekusi dan evaluasi.

Yuk, kita bahas perbedaannya!

Perbedaan

Penyampaian Pelatihan/Pembelajaran

Pada umumnya, Instructional Design digunakan untuk mengembangkan course e-learning, sehingga bentuknya lebih banyak berupa pembelajaran daring. Sedangkan perancangan pelatihan biasanya digunakan untuk mengembangkan pelatihan atau training yang bersifat tatap muka luring. Selain itu, e-learning dapat bersifat synchronous (terjadi bersamaan, audiens menyimak pemateri secara real-time) maupun asynchronous (tidak terjadi bersamaan). Di sisi lain, training yang bersifat tatap muka luring maupun daring tentu bersifat synchronous, walaupun tidak menutup kemungkinan training diberikan secara asynchronous.

Sasaran Pelatihan/Pembelajaran

Pembahasan mengenai sasaran pelatihan atau learning objective hampir selalu menyinggung tentang Bloom’s Taxonomy. Secara garis besar, Bloom’s Taxonomy membagi jenis tujuan pembelajaran atau pelatihan menjadi tiga domain, yaitu kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), afektif (berhubungan dengan sikap), serta psikomotor (berhubungan dengan skill atau keterampilan). Instructional Design biasanya berkenaan dengan pembelajaran yang melibatkan domain kognitif, sedangkan perancangan training pada umumnya lebih fleksibel dan intensif sehingga dapat menyasar berbagai domain.

Pengembangan Learning Material

Learning Material adalah media-media yang digunakan dalam proses pembelajaran audiens, seperti worksheet, video, dan sebagainya. Salah satu ciri khas Instructional Design adalah pembuatan storyboard, salah satu metode pengembangan learning material. Dari storyboard, dibuatlah media pembelajaran berupa animasi, media audiovisual, ataupun video instruksi. Di sisi lain, perancangan pelatihan atau training biasa jarang menggunakan animasi dan semacamnya.

Nah, itu dia perbedaan-perbedaan antara perancangan pelatihan dengan Instructional Design. Apakah ada hal lainnya yang terlewat? Silakan komen di bawah 😀


Sumber:

  • Basic Instructional Design course dari Skill Academy by Ruangguru
  • Mata Kuliah Perancangan Program Pelatihan

Catatan: penjabaran di atas adalah murni hasil pemikiran sendiri, tidak disebutkan secara eksplisit dalam dua sumber yang dicantumkan.

Apa itu Instructional Design?

Secara sederhana, instructional design adalah proses merancang sebuah course pembelajaran yang efektif dan menarik. Biasanya course tersebut berupa e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Seorang instructional designer bertugas untuk merancang pembelajaran sedemikian rupa agar pembelajaran efektif dan menarik bagi audiens. Oleh karena itu, proses yang dilakukan biasanya adalah menganalisis kebutuhan pembelajaran, menyusun silabus, membuat storyboard, hingga merancang alat evaluasi seperti kuis.

Model yang digunakan dalam proses Instructional Design biasanya adalah ADDIE atau SAM. ADDIE adalah singkatan dari tahap-tahap yang dilakukan, yaitu:

  1. Analysis, di tahap ini dilakukan analisis kebutuhan pembelajaran serta analisis karakteristik audiens.
  2. Design, di tahap ini dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, struktur materi, serta perancangan alat asesmen untuk evaluasi.
  3. Development, di tahap ini rancangan-rancangan yang sudah dibuat sebelumnya mulai dikembangkan menjadi course yang menarik, yaitu dengan membuat storyboard.
  4. Implementation, di tahap ini course sudah diluncurkan dan sudah dapat digunakan oleh pembelajar.
  5. Evaluation, di tahap ini dilakukan evaluasi, baik evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran maupun evaluasi course secara keseluruhan (proses pengembangannya, kualitasnya, dsb).

Proses Instructional Design pun melibatkan berbagai pihak, di antaranya:

  1. Instructional Designer itu sendiri
  2. Subject Matters Expert atau SME yang merupakan ahli dalam konten pembelajaran yang dibuat
  3. Animator dan designer yang membuat storyboard dan audiovisual
  4. Quality assurance yang bertugas mengontrol dan mengecek kualitas hasil pekerjaan.

Dalam mengembangkan course, seorang Instructional Designer juga perlu memahami berbagai teori-teori belajar, seperti Bloom’s Taxonomy, Gagne’s Events of Instruction, hingga Teori Andragogi (Adult Learning Theory). Teori Bloom’s Taxonomy terutama berguna untuk membantu merumuskan tujuan pembelajaran dan menemukan metode penyampaian yang tepat.


Sumber:

  • Basic Instructional Design Course dari Skill Academy by Ruangguru
  • Materi-materi mata kuliah Psikologi Pendidikan Terapan serta Perancangan Program Pelatihan